Thursday, December 1, 2011

Awal Muharram hadir tanpa kita sedari, tiada sambutan besar-besaran dengan bunyi laungan selamat tahun baru atau dentuman meriam. Sejak akhir-akhir ini, aku semakin bijak menilai erti diri untuk aku sendiri. Aku belajar memahami agar mendahului diri dengan tidak mementingkan diri juga tidak memberi ruang untuk orang lain mengatur langkah kehidupan aku.
Usia yang semakin meningkat dengan kekuatan diri yang semakin lemah begitu menyedarkan! Aku kini bergantung pada ketekalan akal dan ketajaman minda dalam menyelesai masalah dan menguasai kehidupan bukan lagi pada kekuatan nafsu dan tenaga kudrat yg diberi Ilahi. Selamat Tahun Baru..




Wednesday, October 19, 2011

Aku sudah 39

Betapa mudahnya insan di sekeliling kita mengungkapkan kata-kata ucap selamat sedang kita masih lagi mengulit mimpi indah melata di dunia yang tidak selamanya berada di hujung kaki kita. Aku kini menginjak usia lewat 30 dan memasuki alam 40an. Bermula di titik ini sewajarnya sudah berada di tahap kematangan dan kebijaksanaan akal yang tinggi. Satu usia di mana tahap kecemerlangan diri terukir dan tergilap. Selamat datang ke alam 'TUA'!

Thursday, October 13, 2011

Wadah

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.  Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.  “Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya”, ujar pak tua.  “Pahit, pahit sekali”, jawab pemuda itu sambil meludah ke samping. Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai di sana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.  “Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.” Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,”Bagaimana rasanya ?”  “Segar”, sahut si pemuda.  “Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?” tanya pak tua.  “Tidak,” sahut pemuda itu.  Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:”Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki?  Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”  Pak tua itu lalu kembali menasehatkan: “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.? Jadi jangan jadikan hatimu menjadi sempit sebesar gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.”Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.  Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.  “Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya”, ujar pak tua.  “Pahit, pahit sekali”, jawab pemuda itu sambil meludah ke samping. Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai di sana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.  “Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.” Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,”Bagaimana rasanya ?”  “Segar”, sahut si pemuda.  “Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?” tanya pak tua.  “Tidak,” sahut pemuda itu.  Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:”Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki?  Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”  Pak tua itu lalu kembali menasehatkan: “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.? Jadi jangan jadikan hatimu menjadi sempit sebesar gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.”

Saturday, September 24, 2011

Sandal Kulit Raja

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka kerana tersepak batu. Ia berfikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.”
Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.
Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja.” Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “Sandal“.
Renungan:
Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang aman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri,bukan dengan jalan mengubah dunia itu atau bahkan malah menyesali takdir yg telah terjadi dalam kehidupannya.
Kerana kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam fikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita ertikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di sana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.
Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih tajam dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

Gelap

Jadilah pihak yang selalu optimis dan berusaha untuk melihat kesempatan di setiap kegagalan. Jangan bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan di setiap kesempatan. Orang optimis melihat donat, sedangkan orang pesimis melihat lubangnya saja.
Anda dapat mengembangkan keberhasilan dari setiap kegagalan. Putus asadan kegagalan adalah dua batu loncatan menuju keberhasilan. Tidak ada elemen lain yang begitu berharga bagi Anda jika saja Anda mahu mempelajari dan mengusahakannya.
Pandanglah setiap masalah sebagai kesempatan. Hanya bila cuaca cukup gelaplah Anda melihat bintang.

Kisah Perangkap Tikus

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya, saat membuka sebuah bungkusan. Berbagai kisah bermain dalam fikiran si Tikus. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”
Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara peribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam doa-doaku!”
Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.
Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.
Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Isteri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak dapat melihat bahawa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit.
Si isteri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, ubat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itu pun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.
Tapi, bisa itu sungguh jahat, si isteri tak kunjung sembuh. Banyak tetangga yang datang mengunjung dan tamu pun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat disembuhkan juga . Si isteri mati, dan berpuluh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga doa selamat. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan jamuan untuk kenduri dan doa selamat,

Moralnya, apabila kamu mendengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu fikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahawa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung risikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.

Melawan Diri Sendiri

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di langkah permulaan.

Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.

Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal kerana sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.

Ia bertanding dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Kerana itu, dia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

Tuesday, September 13, 2011

Anak lembu?

Tha Sophat, a 20-month-old boy, suckles from a cow in Koak Roka village, Siem Reap province, Cambodia, Friday, Sept. 9, 2011.

Friday, September 9, 2011

Antara RM 50, RM 1 dan RM 0.20

Duit RM1 telah bertemu dengan RM50 dan syiling 20 sen dan bertanya: " Oit,lama tak nampak, mana ko pergi?" RM50 menjawab, " Aku pergi merata tempat. Pergi stadium tgk bola, Naik STAR Cruise, gi KK naik AirAsia, lepak One Utama, konsert AF, M'sian Idol..tempat2 cam tuh lah.

Eh, ko camner lak?" RM1 menjawab perlahan seraya menunduk, "Hmm..biasa lah.. Balik-balik tempat sama.. surau, masjid, surau... " Syiling 20 sen menyampuk.. kira ok lagi tu.. aku ni..balik balik tandas awam.. tandas awam ..tandas awam..

:: di mana nilai kita?::

Wednesday, August 10, 2011

Kalam Ramadhan Rabu 10

Antara Menyalahkan, Menerima Kesalahan atau Mencari Penyelesaian Masalah?

Aduh, mengendalikan 236 pelajar je tapi rasa sangat kata-kata org dulu-dulu..bela kerbau sekandang lebih senang dari bela anak sorang....heheheh...ni kalau bela 236 anak..apa cerita?

Hari-hari isu yang sama dengan pelajar putera, lewat ke perhimpunan, pakaian tak mengikut specs, buku tertinggal, tidur dalam kelas, lewat prep! Terkini, ada trend order makanan dari luar untuk bersahur.

Cabaran yang mencabar kesabaran.

Hasil perbincangan dengan orang kuat, akhirnya kami bersetuju untuk mencari jalan penyelesaian! Mungkin buat Time Management Program, Learning How To Learn and Stress Management.

Difikirkan dari marah-marah sebab pelajar bermasalah, mungkin memang mereka ada masalah yang perlu dicari jalan penyelesaiannya!

Thursday, August 4, 2011

Sejenak di SMKA Azlan Shah, Bota

Program Gerak Gempur Bahasa Inggeris SPM "Directed Writing"

Pada Jumaat 29/7/2011, aku berpeluang memberi pendedahan tentang Teknik Menjawab Bahasa Inggeris kepada 97 pelajar SPM SMKA Azlan Shah. Lagak laku mereka memang tidak banyak berubah dari pelajar SMKA Slim River, membawa personaliti yang proaktif, berketrampilan positif!




 Sempat juga beramah mesra dengan ex-students dari SMKA Slim River, termasuk Solihin, Syakirin...heheh...sorang lagi TERlupa namanya!..Mereka di aliran Tingkatan 6.


Wednesday, August 3, 2011

Kalam Ramadhan Khamis

Pandanglah...lihatlah..


Kita selalu lebih suka memandang pada diri sendiri bila berkata-kata dan TERlupa pada orang yang mendengar kata-kata kita. Adakah kerana kita ni jenis yang suka berkata-kata atau banyak yang ingin diperkatakan?

ATAU? Kita malas memandang kiri kanan kerana hanya memikirkan diri sendiri dahulu. Maka...dah tergaduh baru tergadah....

Kalam Ramadhan Rabu

Diam...

Bulan puasa ni, banyak yang bercakap tentang kesuciannya dan al fitri. Semua bercerita dan mempromosi keagungan Ramadhan Al- Mubarak. Malah ramai di antara kita yang bercuti untuk merai kehadiran Ramadhan.
Diam juga sehebat riuh rendah gegak gempita berbahasa. Ada di antara kita yang memilih untuk diam berkata-kata namun riuh perbuatannya.


Puasa...ertinya luas...bergantung pada persepsi tersendiri dan bagaimana kita memilih untuk menjalaninya.


Kalam Tinta Buta:: Diam ubi berisi...diam tin berkarat...diam manusia?

Tuesday, August 2, 2011

Kalam Ramadhan Selasa

Enggang di Kg Gajah!

Burung yang bertebaran di langit Kg Gajah yang benar-benar menangkap pandanganku selama ini ialah sekawan burung Enggang yang begitu riak berkicauan hampir setiap pagi di pohon machang berhampiran bilik guru atau di pepohon durian berhampiran kuarters yang aku diami.

Apa yang signifikannya si burung enggang ini padaku? Burung yang begitu sinonim dengan penduduk Sarawak yang mengangkat burung ini sebagai lambang kekuatan mereka. Bagaimana pula kisah burung Enggang di Kg Gajah? Terpinggir di luar kawasan mereka, menciak riuh untuk memberitahu akan kehadiran mereka yang dipandang sepi.

Aku tersentak dengan ciakan mereka yang begitu nyaring tapi terus senyap hilang ditelan pandangan sepi. Mengapa begitu? Mengapa ada di antara kita juga nyaring bersuara, gegak gempita mengayakan diri tapi akhirnya kaku dan sepi dipandang...?

~Kalam Tinta Buta~:  Kehebatan kita tidak diukur dengan ilmu di dada tapi amalan ilmu yang ada...

Monday, August 1, 2011

Kalam Ramadhan Isnin

Harapan...

Cahaya matahari pagi Ramadhan hari ini begitu terang bercahaya walaupun diselindung dengan jerebu. Begitu juga di antara kita dengan harapan yang digalang sepanjang Ramadhan yang hadir. Ada di antara kita sedang berperang dengan kelaparan, berharap sesuap nasi di penghujung hari. Ada pula di antara kita kedahagaan jiwa yang hauskan pengisian rohani, tercunggap-cunggap kekosongan. Ada juga di antara kita yang bertelegu mengharapkan kemaafan dari mereka yang disayangi.

Pre Sahur Sufi...terlentuk lena sambil makan...
Aku sekeluarga berhadapan dengan ujian yang menguji keinsafan dan keredhaan Ilahi di pagi Ramadhan ini. Anisa..masih lagi belajar untuk membawa diri dalam mengatur kehidupan, Sufi masih lagi merangkak mencari erti Puasa. Aku, masih lagi kegelapan dalam cahaya yang terang.


Semoga Ramadhan ini memberi erti tersendiri pada setiap insan yang menempuhnya dalam usaha mencari Lailatul Qadar...

Buat Suamiku, anak-anak, mak, abah, adik-adik, ibu mentua dan adik-adik ipar...Ramadhan yang menggamit memberi makna baru dalam sirna kebahagiaan kita menuju yang Satu. Ampunkan segala kesilapan dan kekhilafanku. Selamat Menyambut Ramadhan Al-Mubarak.

 **Kata Kalam**

Jangan kau salahkan, orang merindu dengan kerinduannya, sehingga kau mampu menyelami jiwanya…

Tuesday, June 21, 2011

Jual rebung bayar denda

KANGAR: “Saya akan cuba mencari seberapa banyak rebung untuk dijual bagi menebus semula (membayar denda) kad pengenalan atau MyKad yang hilang sejak seminggu lalu,” kata seorang pemuda, Mohd Ridzuan Ahmad, 21, yang terpaksa pulang hampa selepas usaha keduanya mendapatkan pengecualian denda, gagal semalam. * macam pelik  dan tak logik betul!

Beliau bekerja mencari rebung, ditemani bapanya, Ahmad Salleh, 52, hadir ke pejabat Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) Perlis di Bangunan Persekutuan di sini, memohon mendapatkan Mykad baru, sejak jam 8 pagi.

Dia kini hidup tanpa sebarang dokumen pengenalan diri akibat kehilangan Mykad untuk kali pertama kerana ketiadaan wang membayar denda dan terpaksa menanggung risiko jika ditahan pihak berkuasa.

Katanya, JPN memberi kelonggaran mengurangkan jumlah denda sebanyak RM60 berbanding RM100 yang ditetapkan bagi mengeluarkan Mykad baru tetapi jumlah itu besar dan tidak mampu dijelaskan akibat kemiskinan.

“Denda dikurangkan selepas saya dan bapa mendapat bantuan daripada pejabat Setiausaha Kerajaan Perlis (SUK) dan salah seorang penghulu di situ mengeluarkan surat kepada JPN supaya dikecualikan bayaran denda.

“Bagi kami, RM60 adalah besar dan saya bersama bapa hanya mempunyai wang untuk tambang bas dan minum untuk hadir berurusan kali kedua dengan JPN,” katanya yang menetap di Batu 18, Jalan Kangar-Padang Besar, berhampiran Sungai Chuchoh, dekat sini.


JPN menetapkan peraturan denda RM100 bagi kes kehilangan Mykad kali pertama, manakala bagi kehilangan kali kedua (RM200) dan untuk kali ketiga dan seterusnya, denda dikenakan ialah RM300.

Pengecualian denda kehilangan MyKad akan diberikan kepada sesiapa yang kehilangan dokumen itu akibat dirompak, diragut atau menjadi mangsa kejadian bencana alam dengan mengemukakan laporan polis. 

Maknanya: Kalau tak nak kena denda, pegi la balai polis buat report dengan alasan yang diterima oleh pihak JPN...
 

Mohd Ridzuan dan bapanya yang tidak memiliki kenderaan terpaksa berjalan kaki sejauh dua kilometer dari stesen bas di sini ke pejabat JPN sebelum pulang hampa kerana gagal mendapatkan pengecualian denda bagi mendapatkan MyKad baru.

“Saya dan bapa sudah membelanjakan RM20 untuk membayar tambang bas dan makan ketika hadir berurusan di JPN. Wang yang tinggal hanya cukup untuk tambang bas pulang ke rumah,” katanya.

Katanya, beliau sebelum ini diminta menjelaskan RM100 sebagai denda untuk menggantikan MyKad yang hilang ketika hadir bersama bapa di pejabat JPN, Jumaat lalu.

“Hari ini (semalam), saya ingat tidak dikenakan denda kerana mempunyai surat sokongan daripada SUK tetapi anggapan saya meleset dan tetap diminta menjelaskan denda walaupun jumlahnya dikurangkan kepada RM60 berbanding RM100 pada Jumaat lalu,” katanya.

Sementara itu, salah seorang pegawai JPN Perlis ketika ditemui selepas urusan Mohd Ridzuan berkata, pengecualian denda hanya kepada kes tertentu termasuk bencana alam dan yang lain dikenakan denda berdasarkan kekerapan kehilangan dokumen berkenaan.

Monday, June 20, 2011

Kembali Menapak dan Mengatur Langkah...

Antara tugasan yang amat mngujakan aku bagi tahun ini ialah selepas diberikan kepercayaan oleh Tuan Haji Mohd Yassin bin Mahamod, Ketua Penolong Pengarah Bahasa Inggeris, JPN Perak untuk memberi ceramah kepada 30 orang guru cemerlang dan jurulatih utama tentang teknik berkesan dalam p&p Bahasa Inggeris  semasa cuti sekolah baru-baru ini. Bengkel yang menemukan aku dengan guru-guru yang begitu hebat dalam bidang mereka membuatkan aku terasa begitu kerdil.

Bertitik tolak dari situ, sekali lagi aku menerima surat arahan Mesyuarat Jawatankuasa Pemanduan Guru Cemerlang 2011. Pengalaman berada bersama-sama sekumpulan guru cemerlang dan pegawai-pegawai JPN, menjadi Think-thanker  untuk sama-sama melahirkan idea dan saranan untuk meningkatkan pencapaian PMR Negeri Perak adalah satu penghormatan untuk aku.

Menarik sekali kerana ini adalah kali pertama aku berpeluang bekerjasama dengan JPN Perak, sedangkan sebelum ini aku lebih banyak bekerja dengan JPN Selangor! Mungkin sudah sampai masanya menabur budi di laman sendiri dari meumpang lalu di laman orang!

 Kini aku sedang cuba membina link dengan British Council untuk memberi peluang kepada anak-anak murid aku menerima pendedahan kelas pertama agar mereka dapat bangun dan duduk sama tinggi dengan pelajar lain yang sama hebat dengan SABK MEDI! Moga-moga ada keberhasilan yang positif...

Saturday, May 28, 2011

Dalam kita mendidik

Ada satu kejadian yang menarik yang menimpa aku pada hari akhir sekolah. ketika itu aku sedang tenggelam dengan menyelesaikan kertas soalan, dalam perjalanan ke Kuala Kangsar dan kekecewaanku terhadap pelajar-pelajar yang menjadi ayam tambatan ku.

Wira kesayangan ku dikemekkan akibat melepas kegeraman apabila permintaan tidak dipernuhi. Alangkah bodohnya manusia yang begitu mudah menunding jari dan meletakkan kesalahan dan kelemahan diri sendiri pada orang lain. Aku sangat bersetuju dengan kata-kata Johan Khalid dalam bukunya "Orang Lain"..mereka yang suka menyalahkan orang lain ialah mereka yang tidak ingin berbuat sesuatu. Maksudnya mereka adalah manusia yang hanya bijak menunding jari tetapi masih di dalam lubuk kebodohan diri sendiri. Kekemekan kereta aku tidak  mencalar kesabaran tetapi menyentakkan aku bahawa manusia ini adalah golongan yang alpa, mungkin kerana sentiasa memikirkan diri mereka lebih sempurna.

Pengajaran yang aku dapat ialah kebodohan orang lain adalah hak milik orang lain bukan untuk aku! Tidak perlu kebodohan itu dikongsi dan tidak perlu aku menerima nasib yang sama.

Harapan aku, insan itu bangun dari kealpaan dan kebodohannya agar tidak lagi hanya menyatakan ketidakpuasan dengan menunding jari ke arah orang lain sehingga hilangnya hormat dan maruah diri hanya untuk membuktikan dirinya bodoh di mataku...

Wednesday, April 20, 2011

Sekolah ku Syurga ku

 Rasa-rasa kenal tak mamat berbaju purple tu?
 Pintu masuk SABK MEDI
 Suasana di hadapan bilik guru
Kantin SABK MEDI

Friday, April 1, 2011

Di hari ini...

Tanggal 1 April 2011..tanpa disedari telah 3 bulan SMKA Slim River tinggal dalam kenangan. Kehadiran mesej dari Hanis menyentakkan aku untuk tidak lagi leka dengan kenangan lalu. Langkah harus diteruskan, perjalanan harus diterokai untuk mencari penamat yang terbaik.

SABK MEDI...memang menarik. Aku belajar untuk kembali pada asalNYA, kembali mengatur langakh perlahan-lahan. Paling meariknya ialah aku belajar untuk menjadi semakin sabar dengan cabaran yang kuterima. Memang pemerintahan SABK dan SMKA jauh beza ibarat langit dan bumi. Masing-masing punya kekuatan dan kelemahan tersendiri. Namun aku menganggap semua ini adalah untuk membawa aku ke arah yang lebih baik dari sebelum ini.

Dari aspek tugasan, SMKA memberi aku kepuasan untuk mencipta letupan-letupan kejayaan dengan cara yang tersendiri tanpa terikat dengan arus perdana kerana tugas aku lebih kepada aspek penyelengaraan dan pengurusan pertengahan. Di sini, aku berada di arus perdana yang memerlukan aku kembali ke asalNYA! Aku harus membuka ilmu-ilmu yang ku asah kembali untuk memastikan kejayaan akademik anak-anak kita. Itu adalah cabaran yang amat mengujakan walaupun terasa lelahnya namun, kepuasan jelas terasa kerana aku melakukan demi anak-anak jati Islam. Demi agama dan bangsa...

Bergerak bersama barisan pentadbir yang masih lagi merangkak untuk mencipta kejayaan menyedarkan aku betapa beruntungnya aku dipilih untuk berada di sini. Ini kerana mereka memberi komitmen yang padu untuk memastikan kejayaan anak-anak yang dididik. Dengan majoriti 13 ustazah menguasai bilik guru dan hanya 4 ustaz benar-benar menguji kekuatan hati dan emosi aku untuk bersama-sama bekerja, bangun  senang dan susah bersama air mata duka dan suka.

Aku berharap aku mampu sekuat mereka yang berada di sini untuk terus melangkah memberikan yang terbaik demi kejayaan anak-anak. Aku memohon pada semua rakan sahabat handai yang punya kekuatan hebat untuk tampil membantu anak-anak kita di sini yang sangat memerlukan kita.

I was thinking of you..

Dear Hanis,
We met at a crossroad of our life...between choices that we have to choose..and the irony is with our separate ways, we met in the middle. How so unexpected! I still have a vague picture of you in 4 Al Khawarizmi and now you are among my former students in 4 Jabir at SMKA Slim River.

Things might be so opposite and different but believe me, you will learn lots of fabulous newbies while trudging the pavement of SMKA Slim River.  There is a lot of hidden treasures for you to discover. Take your time and hold back your breath and you will see rainbows within the heavy turbulent!

Believe me that you are the chosen one to be where you are. As the chosen one, you can choose how to draw the lines, where to start and when to stop. And trust me, you are in a good hand. Mama will take good care of you!

Send my love to 4 Jabir..they hold a special place in my heart and now you are there too...

p/s: someone post your blog piece in the teachers' room..hehhe..

Puan Sharifah

Hati kita tidak pernah sempurna...kita sentiasa kecundang dalam kelemahan penuh dengan hawa dan nafsu!

Wednesday, February 16, 2011

To all MY former SMKA Slim River students...

Assalamualaikum and a very good morning!

Hello everyone, greetings from Kg Gajah..

I miss all of you. Life is fabulous here but I am wishing that life can be the way I want it to be..

I see some of you are still using blog to share your new-found knowledge. Keep up the good job!


Puan Sharifah!

Ilusi

ILUSI...satu bayangan kehidupan yang sempurna, tanpa kecacatan. Itulah hakikat sebuah ilusi yang sering kita bina dalam minda kita dengan harapan ia boleh direalisasikan di alam nyata. Ramai dalam kalangan kita yang terperangkap dalam ilusi yang menuntut kesempurnaan, dengan memasang angan-angan agar segala keinginan kita dipenuhi dan terus dipenuhi. Tapi oleh siapa?

Selalunya, mereka yang terperangkap dalam ilusi kesempurnaan adalah mereka yang mempunyai nilai diri yang rendah kerana mereka takut untuk berdiri dengan kekuatan diri sendiri. Manusia  sebegini biasanya gagal menemui kelemahan diri sendiri tetapi cepat menunding ke arah kesalahan manusia lain kerana mereka takut mereka akan kehilangan kesempurnaan yang telah mereka cipta dengan bersandarkan ilusi semata-mata.

Saturday, January 1, 2011

Dalam Diam Ubi Berisi

Kedatangan aku di daerah yang sepi pada 11 Disember 2008, rupa-rupanya adalah kedatangan yang penuh erti. Pemergiaan aku pula ke daerah baru tanggal 31 Disember 2010 bakal menduga nilai diri dan kematangan aku.

Dulu kedatangan aku ke daerah sepi ini ditemani dengan kata-kata perangsang yang membangkitkan semangat juang. Kini aku melangkah pergi setelah perjuangan aku sampai ke penghujungnya. Kedatangan yang begitu memberangsangkan dan pemergian yang penuh dengan kesyahduan.

Kaki tetap melangkah dan kehidupan tetap diteruskan. Hati yang walang bukan penyekat untuk terus berbakti dan menabur budi. Dalam aku diam, aku belajar erti kemanusiaan dan kehidupan, semakin memahami nilai kasih sayang dan kemanusiaan, semakin menerima erti kehilangan dan permulaan sesuatu yang tidak pasti dihadapan. Jelas sekali aku belajar mengenali siapa aku dan menilai diriku dari kacamataku sendiri.

Kehidupan yang ditempuhi menjadikan aku lebih diam dan memerhati untuk memahami perbezaan dan persamaan antara manusia. Sifat dan sikap yang memberi nilai yang berbeza pada erti seorang insan. Ada yang kita sayang, kasih, hormat dan ada pula yang diketepikan dan dibenci. Namun aku belajar memahami bahawa perbezaan bukan pengukur kesalahan tetapi keunikan dan itulah nilai yang kita berikan pada seseorang. Manakala persamaan yang dilihat bukan pengukur kebenaran yang dibawa tetapi kelebihan yang mengikat kita untuk terus mengenali siapa dia di sebalik diri yang dipamerkan.

Segalanya itu aku peroleh di daerah yang sepi ini, bakal ku bawa ke daerah baru yang pasti mendamaikan hatiku.

Sabar

Dalam kehidupan kita sering menempuh pelbagai rencam dugaan. Ada kalanya kita dapat mengutip sedikit rezeki buat bekal perjalanan seterusnya.

Baik rencam dugaan ataupun sekelumit rezeki yang diberi dan diterima, kita belajar untuk pasrah dan menerima agar kita diberi kekuatan untuk terus melangkah. Sejauh mana pun kita bergerak, kita akan sentiasa dibekalkan dengan macam-macam ujian dan balasan sebagai tanda kita semakin jauh meninggalkan titik permulaan langkah pertama.

Adakalanya kita tersadung dan rebah, ada masanya kita bangun dan terus ke hadapan.

Permulaan 2011 diharapkan sebaik permulaan 1432H (6 Disember 2010). Langkah baru dengan azam baru untuk satu kehidupan baru. Segala rawan dan bahagia 2010 pasti menjadi kenangan dalam lipatan sejarah pengalaman kita.

Sabar adalah pengubat segala rasa di hati manakala di hati terletaknya segala rasa. Bagaimana kita membuai hati untuk terus sabar bergantung pula bagaimana kita memahami erti sabar yang sebenarnya. Ironi nya nilai sebuah sabar kerana selagi kita mencari erti kesabaran, selagi itulah kita terus diasak dengan pelbagai dugaan, ibarat kalau tak dipecahkan ruyung, manakan dapat sagunya.

Buat semua rakan taulan, sahabat handai, Selamat Tahun Baru 2011. Semoga langkah mendatang menjanjikan rezeki yang lebih baik dan kehidupan yang lebih membahagiakan! Kun fayakun...